[TRIP] Pendakian Gunung Lawu yang Ramah untuk Pemula

Gunung Lawu memang sudah terkenal, dan banyak yang sudah me-review tentang pendakiannya. Untuk yang sudah pernah mendaki, mungkin artikel ini akan menjadi flashback pengalaman pendakiannya. Kalau yang belum pernah, artikel ini dapat dijadikan rujukan pendakian Gunung Lawu.

jalak lawu.jpg

Gunung Lawu memiliki ketinggian 3265 mdpl dan berada di dua provinsi, yaitu Jawa Timur (Kabupaten Magetan) dan Jawa Tengah (Kabupaten Karanganyar). Awalnya, jalur pendakian utama Gunung Lawu adalah melalui Candi Cetho, namun karena jarak jelajahnya jauh, dibuka dua jalur pendakian lain, yaitu Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Dua jalur ini menjadi jalur umum pendakian Gunung Lawu.

Saya akan review jalur CEMORO SEWU

Jalur ini terdiri dari 5 pos. Dari pos keberangkatan hingga pos 5 membutuhkan waktu sekitar 8-10 jam untuk pemula maupun untuk pendakian santai. Pos 5 adalah pos favorit untuk bermalam.

 

POS KEBERANGKATAN – POS 1

Pos Keberangkatan adalah basecamp pendakian untuk melakukan registrasi, istirahat, ataupun bermalam. Tiket pendakian sebesar 25ribu rupiah untuk 2 hari. Bila mau tik-tok, cukup bayar 10ribu. Kalau hanya perlu selfie di spot-spot terdekat, 5ribu saja.

Kami berangkat pukul 07.35 WIB dan sampai di Pos 1 pukul 09.10 WIB. Durasi perjalanan sekitar 1,5 jam. Medannya sangat santai, berupa jalur setapak yang dilapisi batu-batu untuk mencegah pendaki terpeleset ketika menanjak saat hujan. Di perjalanan ini ada 2 pos bayangan, satu pos untuk istirahat sejenak, satu pos lagi berupa warung yang menyediakan tempat bermalam. Ada gorengannya juga lho!

IMG20170325091059.jpg
Pos 1 yang ramah perut dan tempat istirahat

 

POS 1 – POS 2

Jalur menuju Pos 2 adalah jalur terpanjang, mental sangat diuji disini. Kami sampai di Pos 2 sekitar pukul 12.00 WIB setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam. Kami banyak beristirahat dan mengabadikan pemandangan sepanjang jalur. Ya, jalur ini memiliki pemandangan khas berupa formasi bebatuan besar, mirip dengan jalur menuju pos 4.

Tanjakan dan turunan adalah tantangan utama di medan ini. Jangan khawatir dengan urusan perut, karena di Pos 2 sudah ada warung dan tempat istirahat. Camp ground cukup luas, bisa menampung 6 tenda kapasitas 4 orang, namun terpisah 20-50 meter. Kalau mau enak, tidur saja di warung.

IMG20170325122613  IMG20170325122616
Warung dan tempat istirahat di Pos 2

 

POS 2 – POS 3

Setelah mengisi perut dan menyeruput kopi (karena ngopi adalah ritual),  kami melanjutkan perjalanan pukul 12.30 WIB menuju ke Pos 3. Pos 3 tidak memiliki warung, tetapi camp ground yang ada disini mampu menampung 6 tenda kapasitas 4 orang. Meski kapasitasnya sama dengan Pos 2, mendirikan tenda disini lebih mudah karena lebih luas dan tidak terpisah-pisah. Serta, Pos 3 tidak sedingin Pos 2. Tetapi ada satu kelemahannya, Pos 3 sangat kotor.

Jalur menuju Pos 3 adalah tanjakan tanpa bonus dengan durasi tempuh sekitar 30 menit saja. Alhasil pukul 13.00 WIB kami langsung lanjut ke Pos 4.

IMG20170325134125.jpg  IMG20170325133851.jpg
Pos 3 sebelum kotor karena sampah pendaki yang menumpuk

 

POS 3 – POS 4

Setelah tanjakan di Pos 3, medan menuju ke Pos 4 ternyata masih tanjakan juga -dan lebih terjal. Tanjakan berupa anak tangga dengan pola zigzag, sehingga banyak yang membuat jalur potong kompas. Patut diakui bahwa jalur potong kompas ini sangat membantu. Beberapa sangat mudah dilewati, namun banyak pula jalurnya yang berisi semak ddengan tanah lempung yang licin.

Kami sampai di Pos 4 sekitar pukul 15.00 WIB, karena di jalan sempat tidur siang sejenak. Durasi tempuh sekitar 1,5 jam. Di Pos 4 tidak ada camp ground resmi, hanya ada beberapa spot yang mampu menampung 1-2 tenda kapasitas 4 orang. Saya sarankan untuk melanjutkan perjalanan sampai Pos 5 daripada harus nge-camp disini.

IMG20170325151935.jpg  IMG20170325151807
Pos 4 dan medannya

 

POS 4 – POS 5

Ini adalah jalur favorit. Tanjakan terjal yang dilalui hanya 30 menit, setelah sebuah tikungan, maka Anda akan menjumpai warung-warung. Setidaknya ada 2 warung di Pos 5. Bisa tidur di warung, atau mendirikan tenda di camp ground yang mampu menampung hingga 10 lebih tenda. Sekitar 200 meter sebelum Pos 5 ada sumber air. Worth kan?

IMG20170325153425
Terlihat panjang tapi sebenarnya tidak sepanjang itu, wkwkwkk

 

POS 5 – PUNCAK

Dari Pos 5 menuju ke puncak akan melewati sebuah sumber air, yaitu Sendang Drajat. Sendang Drajat merupakan sebuah sumur yang menjadi tumpuan hidup para pendaki. Oh iya, puncak yang saya maksud adalah puncak utama, yaitu Hargo Dumilah.

Dari Pos 5 menuju ke Sendang Drajat membutuhkan waktu setidaknya 30 menit. Bawa saja botol kosong, kemudian dititipkan di sekitar sumber air. Ketika dari puncak kalian bisa mengisi air untuk memasak dalam perjalanan turun. Perlu dipahami bahwa harus ada rasa saling menghormati dalam mengambil air, misalnya jangan mencemarinya dengan plastik maupun tanah. Bila ingin membasuh, jangan dilakukan di dekat sumber air.

Dari Sendang  Drajat menuju ke puncak jalurnya sudah jelas. Ada saatnya kalian akan menjumpai simpang tiga. Pilihlah arah ke kiri yang menanjak (puncak sudah kelihatan). Apabila lurus (kanan), kalian akan sampai di Warung Mbok Yem. Durasi tempuh ke puncak disertai dengan foto-foto sekitar 1 jam (tidak termasuk foto di puncak). Pemandangannya bagus, savana terlihat antik ketika ditutupi daun merah cantigi. Sayangnya, begitu banyak tulisan di savana. Tulisan yang dirangkai dari susunan batu.

IMG20170325205321.jpg  IMG20170326111050.jpgPos 5: warung dan rute awal menuju sendang

IMG20170326092527.jpg
Savana

 

PUNCAK – POS KEBERANGKATAN

Rute menuruni Gunung Lawu harus mengisi perut terlebih dahulu, atau setidaknya di tengah perjalanan. Kami muncak pukul 8 pagi, karena hujan sejak pukul 4 sore (hujannya 14 jam lebih!). Sarapan malkist, kami muncak dan sampai lagi di Pos 5 tempat menginap sekitar pukul 12.00 WIB. Kami packing dan melanjutkan perjalanan turun. Sampai di Pos 3 sekitar pukul 13.30 WIB. Kami istirahat dan memasak sampai pukul 15.00 WIB. Istirahatnya memang lama, karena kami asyik mengobrol dengan rombongan pendaki lain, serta bila istirahat di Pos 2 biasanya lebih dingin. Ya, Pos 1 dan Pos 2 adalah pos yang -menurut saya- lebih dingin dari pos 3 dan 4.

Kami sampai di Pos Keberangkatan dan melapor ke penjaga base camp sekitar pukul 17.00 WIB. Singkatnya, durasi tempuh ketika turun sekitar 4 jam.

IMG20170326135057.jpg  IMG20170326135053
Isi perut duluuu

 

INFO TAMBAHAN

Secara umum, pendakian Gunung Lawu memiliki medan yang mudah dengan jalur yang jelas, serta terdapat penyedia logistik darurat (baca: warung-warung) yang ada di Pos Keberangkatan, Pos 1, Pos 2 dan Pos 5. Logistik bisa dikurangi, uang bisa ditambah untuk meringankan beban di pundak. Warungwarung juga menyediakan tempat untuk bermalam, jadi bila parkiran base camp lenggang, tinggalkan saja tendanya. Cukup bawa sleeping bag. Perlu diperhatikan juga bahwa GUNUNG LAWU SANGAT DINGIN!

Biaya pendakian sebesar 10 ribu rupiah dan biaya bermalam sekitar 15 ribu rupiah. Penitipan motor dibebani 10 ribu rupiah. Total 35 ribu rupiah. Bila jajan di warung, setidaknya habis 50 ribu rupiah. Kalau mau hemat, beli saja nasi + lauk di Pos Keberangkatan (pedagang asongan mendatangi base camp kok!) untuk dijadikan bekal.

Setidaknya untuk urusan pendakian memerlukan uang 50 – 150 ribu, tergantumng mau jajan atau tidak di warung-warung. Kami transport menggunakan motor dari Jogja, BBM habis tidak sampai 50 ribu. Singkatnya, pendakian ini memerlukan uang sekitar 200 ribu.

sudah ingin menabung?

INFORMASI NAIK DARI BASECAMP CEMORO SEWU

  • Persewaan alat mendaki: BELUM ADA, tapi ada warung outdoor
  • Porter/pemandu: ADA
  • Kamar mandi: ADA di base camp
  • Tempat sholat: ADA di depan base camp berupa masjid
  • Warung: ADA
  • Retribusi: Rp. 25.000 tiap orang + Rp. 10.000 untuk motor
  • Jalur: Menanjak tanpa bonus, medan jelas
  • Jumlah Pos: 5
  • Durasi: NAIK 6-8 jam, TURUN 4-5 jam (jalan santai)
  • Sumber air: ADA, pos 5 dan Sendang Drajat
  • Kesulitan (0-10): 4

4 thoughts on “[TRIP] Pendakian Gunung Lawu yang Ramah untuk Pemula

Leave a comment